Jumat, 27 Juni 2014

MENCARI JATI DIRI



" Barang siapa mengenal dirinya, Niscaya akan mengenal siapa Tuhannya "


Ini adalah kalimat yang sangat populer, dikalangan para sufi maupun manusia biasa. tapi seandainya kita bertanya pada orang yang mengungkapkan kalimat ini, belum tentu bisa menjabarkan makna dari kalimat tersebut.

Bagi sebagian orang, ini diyakini sebagai sabda nabi. namun sebagian orang meyakini ini hanyalah ungkapan bijak yang di populerkan oleh para ahli tasawuf. Namun yang pasti didalamnya terkandung makna yang sangat luar biasa.

Jadi untuk mengenal Tuhan, harus dimulai dengan mengenal tentang awal penciptaan atau asal-muasal diri sendiri terlebih dahulu. Untuk mengenal siapa diri kita, manusia harus menelusuri proses kehidupannya. dari proses sebelum dikandung oleh ibu, dilahirkan, sampai jadi wujud manusia. Orang yang benar - benar mengerti proses itu, maka dia akan bisa mengenal siapa Tuhannya.

Pada dasarnya manusia hidup berasal dari hidup bukan bahan yang disebut  heru cokro (sumbernya hidup), dan setelah terbentuk wujud manusia, Secara umum bagian tubuh manusia dibagi menjadi 2 eksistensi dasar. Yaitu : hidup bahan (badan manusia) dan hidup bukan bahan (Jiwa, sukma, nyawa dan Ruh).

Raga / badan manusia di bentuk dari unsur-unsur :
  1. Tanah ( zat-zat kimia organik dan anorganik)
  2. Air ( kira-kira 70% manusia terdiri dari air )
  3. Udara / Hawa ( gas )
  4. Api ( energi atau kalori )
Raga bersifat materiil, jadi tidak kekal. Maka suatu saat pasti akan hancur, kembali lagi ke bentuk dasarnya, yaitu tanah, air, udara dan api.

Unsur unsur itu melalui proses bio-kimia, pada laki-laki menjadi sperma ( sel mani ) dan pada wanita menjadi Ovum ( sel telur ). Pertemuan antara sel seperma dan sel telur ini akan berkembang membentuk embrio, menjadi bayi dan akhirnya dilahirkan ke alam dunia ini. Sebuah peristiwa yang menjadi permulaan drama panjang kehidupan seorang manusia dimuka bumi. 

Raga manusia yang sempurna terdiri dari 7 lapis :
  1. Rambut
  2. Kulit 
  3. Darah ( semua cairan tubuh )
  4. Daging ( bahasa ilmiahnya otot )
  5. Otot ( bahasa ilmiahnya saraf )
  6. Tulang 
  7. Sumsum

Karena pada dasarnya dibentuk dari unsur-unsur yang hidup juga, Maka bisa diketahui pula bahwa jiwa manusia sudah ada sejak awal terbentuknya raga manusia, namun jiwa ini akan sempurna bersamaan dengan sempurnanya bentuk tubuh manusia, khususnya otak. 

Jiwa berbeda dengan ruh, Jiwa mempunyai sifat dasar yang berhubungan dengan emosional, yaitu; sedih, senang, marah, takut, berfikir dll. 

Sedangkan ruh punya sifat dasar ketuhanan, yaitu; maha mengetahui, maha kekal, maha kuasa, dll. Ruh akan di tiupkan ke dalam tubuh bayi yang ada di dalam kandungan setelah 40 hari.

Didalam tubuh manusia sejatinya ada Jiwa, yang fungsinya adalah menggerakkan otak dan organ tubuh yang lain. sedangkan sukma adalah wujud gaibnya yang bersemayam di dalam tubuh manusia. 
dari sini bisa disimpulkan bahwa orang yang menderita sakit jiwa, itu di karenakan fungsi otaknya yang sudah tidak normal, atau mengalami gangguan jiwa. Jiwa bukanlah nyawa/ruh, makanya orang yang terkena sakit jiwapun tidak meninggal, walaupun secara kejiwaannya berkurang. 
Pada orang yang melakukan rogoh sukmo, dia pun tidak meninggal. Walaupun sukmanya keluar dari raga. Karena yang membuat orang meninggal adalah nyawa/ruhnya. 



Hidup manusia diberikan bahan yang namanya nyawa, yang fungsinya adalah sebagai penggerak jantung. Dan didalam jantung itu juga ada ruh sebagai bentuk gaibnya. Pada istilah nyawanya dicabut, ini berarti penggerak jantungnya manusia sudah di ambil. Makanya orang akan meninggal jika dicabut nyawanya. pada saat penggerak jantung diambil, maka ruh akan keluar dari raga manusia. Ruh adalah bagian dari Tuhan maka, dia akan kembali ke padaNya. 

Sedangkan jiwa/sukma manusia yang sewaktu hidupnya tidak menyatu dengan ruh, maka dia akan tertinggal di alam gaib. ini yang banyak disebut orang, sukmo ngalemboro, arwah gentayangan, atau anasir, yang berada di tempat-tempat angker, pepohonan, bebatuan dll. Dia akan hidup kekal. tidak akan pernah mati. Hidup dalam penantian tanpa ujung.

Pada hakekatnya , manusia yang masih hidup seharusnya bisa menyatukan antara sukma dengan ruhnya. Agar pada saat jasadnya meninggal, bisa bersama kembali ke pada TuhanNya dengan sempurna.  

Kenapa Ruh bisa kembali pada tuhannya ?
Pada saat bayi masih di dalam kandungan tuahan telah meniupkan RuhNya ( Ruh ini berarti bagian dari Ruh Tuhan itu sendiri ). Ibarat kita mengambil air laut menggunakan ember, walaupun cuma seember tapi tetap itu disebut air laut.

Jadi walapun yang ditiupkan ke dalam tubuh manusia adalah bagian dari ruhnya tuhan makan ruh yang ada di dalam tubuh manusia juga bisa disebut TUHAN. oleh karena itu jika sukma kita ingin selamat dan kembali sempurna/suci, harus manunggal/menyatu dengan ruhnya.

Satu satunya Alat yang bisa menghubungkan/ menyatukan antara sukma dan ruh adalah " KUNCI "